19/12/2012 CIBINONG-Ditemukanya
berbagai situs maupun peninggalan purbakala lainnya di kawasan Kabupaten Bogor
dan sekitarnya, membuktikan catatan sejarah bahwa Bogor adalah bagian dari
sejarah dunia. Ungkapan ini dikatakan Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturachman
(KF) saat membuka Penyuluhan dan Penybaran Informasi Arkeologi di Hotel
Cibinong II, Rabu (19/12). Pada acara tersebut pula, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor memperlihatkan batuan-batuan fosil bukti
peninggalan pra sejarah.
“Di
Bogor ada Taman Nasional Halimun Salak (TNHS) seluas 114000 hektare yang
tadinya cuma 4000 hektare. Kita liat Kebun Raya Bogor yang seluas iyu, hanya
87000 hektare, maka seberapa luas TNHS. Di Halimun itu ada banyak situs, maka
harus diberikan perlindungan. Situs
Cibalay kawasan TNHS sekarang dalam penelitian badan arkeolog. Ini adalah milik
dunia, ini milik bangsa Indonesia, wajib kita lestarikan dan dilindungi
keberadaannya. Karena kita ingin buktikan bahwa kita bangsa Indonesia khususnya
Bogor adalah bagian dari sejarah dunia. Dunia nantinya memahami bukan suku maya
yang tetua, melainkan Bogor sebagai pusat peradaban dunia, tentunya hal ini
kita jelaskan secara ilmiah salah satunya melalui kegiatan ini”, terang KF.
Kemudian
KF pun menjelaskan, di Ciampea ada gunung kapur, disana ditemukan fosil
hewan-hewan laut, secara ilmiah seorang ahli bisa sampaikan ini kepada kami,
karena di masyarakat ada cerita lain tentang fosil ini. Karena arkeologi
menyangkut kepentingan orang banyak di masa depan maka pemerintah daerah
menuangkan perhatian dengan mengeluarkan kebijakan.
“Jika
sudah dapat kita jaga dan lestarikan, situs-situs ini bisa menjadi potensi
ekonomi lokal. Kemiskinan di Indonesia tidak cukup diatasi dengan bantuan
langsung tunai, karena itu hanya sebagai obat pusing saja. Kemiskinan bisa
dilawan dengan membuat sumber-sumber ekonomi baru salah satunya adalah dengan
menggali potensi daerah menjadi wisata budaya. Disana sesungguhnya akan muncul
ekonomi kerakyatan”, jelas KF.
Kemudian
Kepala Badan Arkeologi Bandung, Desril Rivashanti, mengatakan, kami sudah
meneliti di Kabupaten Bogor sejak tahun 2001. Ada potensi perkembangan
arkeologi yang dimilik Kabupaten Bogor. Tinggalan arkeologi adalah warisan
budaya leluhur untuk memahami sejarah diri kita. Untuk itu tinggalan arkeologi
ini perlu dilestarikan dan disebarluaskan.
“Besok
kita kunjungi salah satu situs yang ada di Cibungbulang. Ini untuk penguatan
bahwa benar ada tinggalan arkeologi tersebut. Kemudian jika ada pendapat secara
ilmiah yang berbeda beda mengenai keberadaan tinggalan arkeolog adalah bentuk
kebhinekaan Negara Republik Indonesia”, paparnya.
Acara
enyuluhan dan penyebaran informasi arkeologi ini bertemakan, “Tinggalan
Arkeologi, Manfaat, Pelestarian, dan Pengembangan ke Depan. Acara ini
diselenggarakan Badan Arkeologi Bandung bekerjasama dengan Disbudpar Kabupaten
Bogor. Acara berlangsung dua hari, diikuti 50 orang peserta yang terdiri dari,
dari guru-guru sejarah, Budayawan, Dinas terkait, Mahasiswa, Kopasus, Pramuka.
Dalam acara ini juga hadir narasumber seperti, Judi Wahyudi dari Badan
Arkeologi Serang, Iliani dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dan Endang
Widiastuti seorang Peneliti Madya Badan Arkeologi Bandung.(Rido/Diskominfo Kabupaten Bogor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar